Saturday, September 27, 2014

You're The One (Chapter 1)


Perkenalkan aku Nita, aku baru belajar nulis nih. Nah sekarang ku post fanfiction EXO ku. Mohon untuk tidak di copas ya, karena ini karya asli dari aku sendiri. Silakan dibaca dan bisa dikasi comment setelah membaca. Happy Reading..


Title                 : You’re the one
Author             : Yunita Gustari
Genre              : Drama, family
Main Cast        : Kim Jong In (Kai EXO), Kim Hyeon Hee, and Baekhyun EXO


== 1 ==

“Apa? EXO akan mengadakan meet and greet?” kata gadis yang baru saja sampai di sebuah kedai kecil yang menjual makanan khas korea. Gadis ini sedang serius melihat berita yang didapatkan dari salah satu media sosial di handphone-nya. Belum sempat mengganti baju dan meletakkan tas yang dibawanya, gadis ini sudah duduk di kursi kayu tua berada di pojok kedai yang merupakan tempat favorit baginya karena di kursi ini adalah tempat yang paling nyaman di kedai milik orang tuanya sekaligus juga rumahnya. Kedai ini tidak begitu besar, dindingnya dibangun dari batu bata yang dibiarkan tidak disemen dan lantainya terbuat dari kayu, terdapat tanaman-tanaman hijau yang diletakkan di beberapa bagian sehingga menimbulkan kesan indah dan asri.
            “Oh, kamu sudah datang Hyeon Hee” kata ibunya yang sedang sibuk menyiapkan makanan untuk pengunjung di kedainya. Hyeon Hee pun tak mendengarkan apa yang dikatakan oleh ibunya dan tetap asyik dengan handphone yang dibawanya. Ibunya tak lagi heran melihat anaknya seperti ini karena mungkin sudah ribuan kali ia melakukannya, alasan yang paling memungkinkan adalah karena EXO yang merupakan salah satu boyband terkenal di Korea Selatan. Tetapi ibunya mengerti dan memaklumi karena setiap ada konser atau apapun acara yang EXO selenggarakan, anaknya tidak dapat menonton secara langsung dan hanya menjadi sebuah harapan yang entah kapan dapat terwujud. Bukan karena ibunya melarang untuk menonton EXO tetapi karena orang tuanya tidak memiliki cukup uang untuk membelikan anak kesayangannya ini tiket yang bisa dikatakan mahal bagi mereka. Uang yang didapatkan dari hasil menjual makanan di kedainya hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan mereka dan membayar kuliah Hyeon Hee.
            “Ah, acaranya besok di Paradise Hotel!” wajah gadis itu tiba-tiba berubah menjadi sedih dan sedikit kecewa. Paradise Hotel adalah salah satu hotel bintang lima di Korea Selatan, jadi harga tiket yang dijual juga pasti menyesuaikan dengan tempat diselenggarakannya acara ini. “Hyeon Hee, apa yang kamu lakukan? Cepat mandi, makan dan segera bantu Ayah dan Ibu.” Kata seorang laki-laki yang sedang membawa ikan yang baru saja dibersihkannya. “Hmm, iya Ayah.” Dengan langkah malas dan perasaan yang sedih Hyeon Hee pun menaiki tangga ke lantai dua. Rumah Hyeon Hee berada di lantai dua. Sama seperti kedainya, rumah ini pun tak begitu besar, hanya terdiri dari dua kamar tidur, ruang keluarga, kamar mandi, dan dapur. Walaupun tak begitu besar, tetapi rumah ini rapi dan terawat. Hyeon Hee pun mengambil handuk dan mulai mandi. Setelah mandi dan makan, Hyeon Hee seperti biasa membantu Ayah dan Ibunya di kedai.
            Keesokan harinya, Hyeon Hee bertemu dengan sahabatnya, Gin Na, yang sama-sama merupakan fans berat EXO. Kalau Hyeon Hee menyukai Kai, Gin Na menyukai Sehun. Mereka berdua tidak bisa menonton EXO secara langsung karena Gin Na juga dilahirkan dari keluarga yang tidak kaya. “Ya, Hyeon Hee. Gimana kalau nanti kita ke Paradise Hotel?” kata Gin Na sambil meminum lemon tea-nya. “Serius? Ayo kita ke sana!” dengan semangat dan mata yang berbinar-binar Hyeon Hee menjawab pertanyaan sahabatnya itu. “Kalau begitu nanti kita ketemu di stasiun Gangnam jam 5 sore ya.” Kata Gin Na. “Oke, jangan terlambat ya.” Hyeon Hee mengingatkan sahabatnya itu karena Gin Na memang tipe orang yang suka terlambat.
            Hyeon Hee sangat bersemangat. Sampai di rumah ia mengatakan pada ibunya bahwa nanti ia akan ke Paradise Hotel untuk melihat idolanya itu. “Bukannya kamu tidak memiliki tiket?” tanya ibu bingung. “Iya bu, tapi aku masih bisa melihat mereka saat datang ke hotel, walaupun dari kejauhan.” Hyeon Hee menjawab dengan sedikit kecewa. Ibu Hyeon Hee mengerti perasaan anaknya, “Iya, nanti kamu boleh ke Paradise Hotel, tapi jangan pulang larut malam. Mengerti?” Tanyanya. “Makasi ibu.” Jawab Hyeon Hee sambil memeluk ibunya.
            Hyeon Hee mempersiapkan berbagai hal yang akan digunakannya termasuk hadiah yang sudah lama ia persiapkan untuk salah satu member EXO itu. Hadiahnya adalah sebuah earphone imut bergambar wajah idolanya. Setelah mempersiapkan semuanya, Hyeon Hee mandi dan berangkat ke tempat yang sudah dijanjikan sebelumnya.
            “Ibu, ayah, aku berangkat.” Hyeon Hee keluar dengan sedikit berlari.
            “Hati-hati nak jangan pulang malam.” Kata ibunya yang sedang menyiapkan makanan untuk pengunjung kedainya.
            “Hyeon Hee pergi ke mana?” tanya Ayah Hyeon Hee kepada istrinya.
            “Dia pergi ke konser EXO sayang.”
            “Hmm, anakmu sudah terhipnotis dengan boyband itu.” Kata Ayah Hyeon Hee sambil menggelengkan kepalanya.
            “Biarkan saja anakmu seperti itu. Dia kan masih ingin menikmati masa-masa remajanya.” Kata Ibu Hyeon Hee dengan bijak.
            Hyeon Hee sampai di tempat yang dijanjikan, tetapi belum ada tanda-tanda Gin Na di sana.
“Gin Na dimana?” Hyeon Hee melihat ke sekitarnya. Ia mengambil handphone-nya yang berada di tas dan menelpon Gin Na.
            Tut....tut....tut....
            “Gin Na angkat telponnya.” Hyeon Hee mengetuk-ngetukkan kakinya tanda tak sabar.
            “Halo.” Seseorang menjawab di sana.
            “Gin Na kamu di mana? Aku sudah di stasiun Gangnam.” Serobot Hyeon Hee.
            “Hyeon Hee, ini Ibu Gin Na.” Jelas dari ibu Gin Na. Hyeon Hee terkejut dan tidak melanjutkannya.
            “HP Gin Na tertinggal di rumah. Tadi dia berangkat buru-buru sekali.”
            ‘Gin Na meninggalkan handphone-nya di rumah?’ tanya Hyeon Hee dalam hati.
            “Oh begitu Bibi. Apa dia sudah lama berangkat?”
           “Baru 15 menit yang lalu dia berangkat. Mungkin sekarang masih dalam perjalanan.” Ibu Gin Na menjelaskan.
            “Baiklah, terimakasih Bi.” Hyeon Hee menutup telponnya.
            ‘Sudah jam 5 lewat 10 menit, tapi Gin Na belum datang juga. Selalu saja seperti ini.’ Eluh Hyeon Hee dalam hati.
Hyeon Hee menunggu di tempat biasanya ia menunggu Gin Na. 15 menit kemudian, Gin Na datang dengan terengah-engah karena berlari.
Hoosh...hoosh...hoosh.... Gin Na menarik napas.
“Akhirnya kamu datang Gin Na. Kita sudah terlambat, ayo kita pergi!”
Belum sempat Gin Na mengontrol napasnya, Hyeon Hee sudah menarik tangan sahabatnya itu dan berlari. Kedua gadis ini berlari berhamburan. Gin Na sudah tidak kuat dan kehabisan napas. Gin Na pun melepaskan genggaman tangan Hyeon Hee.
Hoosh...hoosh...hoosh.... napas Gin Na terengah-engah.
“Ya, Hyeon Hee. Sebentar. ...hoosh...hoosh....” Gin Na mengatur napasnya.
Hyeon Hee sudah tidak sabar dan dia takut kalau mereka akan terlambat. “Ayo cepat Gin Na kita sudah terlambat.” Hyeon Hee menarik tangan temannya lagi.
Tidak lama kemudian, sebuah bangunan super mewah berdiri tegak di depan mereka. Tidak salah apabila Paradise Hotel dikatakan salah satu hotel termahal di Korea Selatan. Bangunan megah yang terdiri dari 100 lantai dan juga luas, terdapat di tengah-tengah kota Seoul. Interiornya bergaya Itali dan dikelilingi dengan taman luas yang tertata rapi. Sekumpulan remaja sudah membanjiri hotel ini. EXO ternyata belum sampai di Paradise Hotel. Tetapi tidak lama kemudian, sebuah bus membawa 11 laki-laki yang tidak sudah tidak asing lagi.
“EXO, EXO, EXO, EXO” teriakan dari para fans setianya.
“Aaaaaaaa, Oppa Sehun, Oppa Kai, Oppa D.O.” teriakan para fans ini sungguh luar biasa. Mereka mulai mengeluarkan handphone dan kamera mereka untuk mengabadikan idolanya.
Satu per satu member EXO keluar dari kendaraan mereka dan langsung memasuki hotel. Hyeon Hee dan Gin Na tidak bisa melihat, mereka berada jauh di belakang. Tiba-tiba banjiran masa ini tidak terkendali sehingga Hyeon Hee dan Gin Na terpisah.
“Gin Na!” teriak Hyeon Hee memanggil sahabatnya. Tetapi suara fans EXO yang bersahut-sahutan dan sangat ribut membuat suara Hyeon Hee tidak terdengar.
Hyeon Hee keluar dari kerumunan orang untuk mencari Gin Na, “Gin Na! Kamu di mana?” teriaknya, tetapi sahabatnya itu tetap tidak terlihat. Hyeon Hee terus berjalan sampai ia melihat sebuah lorong yang dimasuki oleh salah seorang staf SM entertainment. Tidak ada terlihat penjaga di sekitar lorong tersebut. Karena rasa penasaran Hyeon Hee yang sangat tinggi, ia mulai memasuki lorong itu. Ternyata lorong ini hanya diperbolehkan untuk staf saja. Tidak ada seorangpun dari fans EXO yang mengetahui lorong ini karena tempatnya yang cukup tersembunyi. Hyeon Hee berjalan memasuki lorong dan ia menemukan sebuah pintu. Ia mencoba untuk membuka pintu tersebut. Dan ‘Assha, pintu terbuka.’ Hyeon Hee melihat keadaan sekitar dan masuk ke dalam hotel.
“Hei, kamu yang berbaju merah muda, tidak boleh masuk ke sana.” Teriak seseorang yang berada di luar lorong. Petugas itu berlari mengejar Hyeon Hee.
“Aduh aku harus bagaimana?” Hyeon Hee kebingungan dan berlari ke dalam hotel. Ia tidak pernah ke hotel ini sebelumnya, tetapi ia tetap berlari untuk menghindari kejaran petugas itu. Hyeon Hee berlari melewati orang-orang yang melihatnya dengan heran. Dan akhirnya ia melihat ada lorong yang sepertinya bisa untuk tempat persembunyiannya. Lorong yang cukup sepi untuk bersembunyi. Ia berlari sekuat tenaganya. Ia melewati beberapa belokan dan sebuah ruangan yang terbuka. ‘Sepertinya itu untuk pesta pernikahan’ sempat terpikir oleh Hyeon Hee.
Terlihat di ujung lorong tersebut ada dua penjaga yang sedang berpatroli ‘Ah, tidak. Ada petugas lain di depan. Bagaimana ini aku harus ke mana?’
Tiba-tiba dari belakang ada seseorang yang membekap Hyeon Hee dan membawanya ke tempat sempit untuk menyimpan alat-alat kebersihan hotel. Napas Hyeon Hee tidak beraturan, selain karena ia baru saja berlari tetapi karena rasa takut karena seseorang yang tiba-tiba ‘menculiknya’. Ia tidak bisa melihat siapa yang sedang membekapnya ini karena dia berada di belakang Hyeon Hee. Hyeon Hee merasa terancam dan baru saja akan teriak tetapi orang itu membisikkan di telinganya.
“Ssstt tenang, penjaga itu masih di luar.” Entah kenapa Hyeon Hee mengikuti perkataan seseorang yang tidak dikenalnya itu.
Penjaga itu merasa tidak menemukan Hyeon Hee, ia pun mulai pergi meninggalkan tempat itu dan mencari di tempat lain. Setelah merasa bahwa situasi aman, Hyeon Hee pun berbalik ke arah orang yang ‘menculiknya’ sekaligus membantunya itu. Dan Hyeon Hee pun terkejut dibuatnya. Seseorang yang tidak asing sedang berada di depannya sambil tersenyum. Hyeon Hee berusaha menyadarkan dirinya.
            ‘Ini mimpi?’ begitu yang ada di benaknya. Sekali lagi ia menatap orang yang ada di depannya dan mencoba mengumpulkan tenaga untuk mengeluarkan suaranya.
            “Baek....Hyun...Oppa.” hanya kata itu yang keluar dari mulutnya.
            Baekhyun hanya tersenyum manis melihat gadis yang sedang berdiri mematung di depannya. Tidak banyak basa basi, Baekhyun beranjak dari tempatnya dan akan membuka pintu, tetapi ia kembali menatap gadis itu dan berkata “Apa yang kamu lakukan? Ayo cepat, acaranya sebentar lagi akan dimulai.” Hyeon Hee masih mematung melihat Baekhyun dan ia tidak menjawab.
            “Bukannya kamu ke sini karena ingin melihat kami? Kalau begitu ayo!” Baekhyun berkata masih dengan senyuman malaikatnya sambil melihat ke arah baju merah muda yang dikenakan Hyeon Hee berisikan tulisan LOVE EXO I AM EXO-L. Hyeon Hee pun tersadar dengan perkataan Baekhyun. Ia baru ingat bahwa ia ke sini karena satu tujuan, melihat idolanya yaitu Kai EXO. Tapi ia tersadar bahwa ia tidak memiliki tiket untuk masuk ke tempat itu. Raut muka Hyeon Hee berubah dan Baekhyun bisa menangkap perubahan wajah itu.
            “Ada yang salah?” Baekhyun bertanya.
            “Aku tidak memiliki tiket untuk masuk ke tempat itu.” Hyun Hee menjawab dengan sedikit ragu.
            Baekhyun mengerutkan kening “Kenapa?”
            “Maaf, aku tidak bisa membeli tiket. Tiket itu terlalu mahal untukku.” Hyeon Hee menjawab dengan penuh kepolosan yang ia miliki.
            “Hmm, jadi begitu.”
            Hyeon Hee teringat dengan hadiah yang ingin ia berikan kepada Kai dan menyerahkannya pada Baekhyun.



Oke, ini chapter 1 nya sudah selesai bisa ditunggu chapter keduanya ya..  :)

Monday, July 1, 2013

My Favorite Basketball Team

Basket, salah satu olah raga yang menyenangkan walaupun beberapa orang tidak menyukainya dengan alasan tidak mengerti permainannya. Di Indonesia saat ini sudah ada banyak tim-tim yang terbentuk berkat majunya dunia perbasketan. Salah satu tim nasional Indonesia yang terkenal plus tim basket favoritku yaitu DELL ASPAC JAKARTA. 


Aku mengidolakan tim basket ini karena menurutku mereka rata-rata masih muda tetapi punya kekuatan defense dan offense yang baik. Mungkin ini juga atas campur tangan pelatihnya “Rastafari Horongbala” dan staff lainnya. Pemain yang tergabung di tim ini diantaranya:

Oki Wira Sanjaya as Guard #0


Andakara Prastawa Dhyaksa (rookie player) as Guard #1

Dirk Mathew Mario Gerungan as Guard #3

Pringgo Regowo as Forward #6

Handri Satrya Santosa as Guard #9

Rizky Effendi as Forward #10

Fandi Andika Ramadhani as Forward #12

Sigit Harun Nurman as Forward #15

Muhammad Irman as Forward #17

Khalif Akbar as Forward #18

Raymond Shariputra as Guard #22

Stefan Carsera (rookie player) #29


Xaverius Prawiro as Guard #30

Muhammad Isman Thoyib as Centre #34

Wahyu Widayat Jati as Forward #37




Pada pertandingan NBL (National Basketball League) season 2012-2013, Dell Aspac Jakarta menyabet juara I. Walaupun tim ini sempat dikalahkan oleh Garuda Kukar Bandung (GRB) saat akan menuju grand final tetapi Aspac, begitu tim ini sering disapa, tidak ingin menyerah begitu saja. Mereka bangkit dan melanjutkan perjuangan mereka yang sempat terhenti. Setelah menang melawan CLS yang dikalahkan oleh GRB juga, akhirnya Aspac bertemu kembali dengan lawan yang pertama kali mengalahkannya yaitu GRB. Tetapi pertemuan kedua ini tidak menghasilkan hal yang sama, melainkan Aspac menang melawan GRB dengan skor 69-53. Dengan demikian, tidak ada yang menghalangi Aspac untuk melaju ke grand final. Di grand final Aspac melawan Pelita Jaya Energi MP (PJE). Tidak ingin mengulang kesalahan yang lalu, Aspac berjuang sampai titik darah penghabisan. Walaupun sempat jatuh bangun ketika melawan tim lawan, akhirnya Aspac menang melawan PJE dengan skor 63-50.






Aku berharap di season-season selanjutnya Aspac tetap yang menjadi juara I. Semangat Aspac!!  :)

Terjebak dalam kebahagiaan

Seketika dia datang di kehidupanku membawa warna cerah bertabur kebahagiaan
Membuyarkan semua kehampaan yang kurasa
Aku begitu terhanyut dalam arus air yang ia tawarkan
Tapi ternyata tak hanya pemandangan indah yang ia perlihatkan melainkan jurang yang begitu dalam
Aku tak sanggup menghentikan kebahagiaan ini sehingga aku melupakan jurang itu
Aku terseret dan masuk ke jurang tanpa perlawanan
Aku terjatuh, terhantam batu, dan berkali-kali tersangkut di runcingnya ranting kayu
Begitu sakitnya yang kurasakan denganmu walau hanya dalam waktu sekejap tapi kau bisa melenyapkan semuanya. . . .


By: NY